Adinda
divonis mengalami gagal ginjal. Adinda juga mengalami kelainan pada kaki kiri Talipes Kavus, yaitu kelainan pada
telapak kaki yang melengkung seperti bentuk cakar.
Penderitaan Adinda ternyata tidak berhenti
sampai di situ. Ayahnya meninggal sejak
Adinda kelas 3 SMP. Peran pencari nafkah pun diambil oleh sang Ibu, Ida
Mursidah yang hanya mengandalkan jualan makanan dan minuman ringan di depan
rumah. Penghasilannya hanya Rp
70.000,-/hari, itu pun jika jualannya habis.
Sayangnya
saat menemani Adinda kontrol ke Rumah Sakit (RSUD Bogor), Ibu Mursidah terpaksa
tidak jualan, artinya di hari itu mereka tidak punya penghasilan sama sekali.
Sedangkan pengobatan Adinda masih terus berjalan sampai sekaarang dan butuh
biaya yang banyak.
Jangan biarkan Adinda dan Ibu
Mursidah berjuang sendiri. Mudahkan dan Bantu perjuangan meraka dengan Infaq
Terbaik Anda lakukan dengan cara:
1. Isi nominal donasi
2. Klik tombol hijau “DONASI
SEKARANG”
3. Pilih Metode Pembayaran
4. Transfer ke nomor rekening
yang muncul dan bantu sebarkan melalui media sosial Anda
Terima kasih atas segala niat
dan bantuannya. Semoga Allah SWT selalu memudahkan hidup kita, sebagaimana kita
memudahkan hidup orang lain.
Simak video Adinda dengan klik di sini
Pertama kali bertemu Tim Assessment IZI, Adinda
dipenuhi rasa bimbang dan takut. Namun untuk pertemuan kedua kalinya ini, ia
siap membuka diri.
Adinda lahir pada tahun 2003. Saat kelas 6 SD ia
sering merasakan sakit di bagian pinggang. Dokter yang merawatnya menyatakan
Adinda menderita batu ginjal, sehingga perlu diberi tindakan secara non-invasif
dengan peralatan yang menghasilkan gelombang kejut.
Batu-batu yang berada di ginjalnya tersebut memecah
dan luruh bersama proses pembuangan dari dalam tubuh kala itu. Namun menjelang
kelas satu SMA, Adinda mulai merasakan sakit pinggang untuk yang kedua kalinya.
Rasa sakit yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Adinda pun kembali dirawat di
rumah sakit daerah kabupaten Bogor.
Dokter kembali menemukan bahwa Adinda mengalami
pembengkakan pada kedua bagian ginjalnya. Untuk itu, ia harus melewati proses
yang panjang, seperti CT scan pada bagian kepala dan perut, rontgen, USG,
pengecekan jantung, dan sebagainya, hingga cuci darah (hemodialisa).
Salah satu fungsi ginjal adalah membuang berbagai zat
sisa metabolisme dalam tubuh. Akan tetapi, fungsi itu kurang berfungsi di dalam
tubuh Adinda karena ginjalnya mengalami kerusakan yang berat. Dengan terpaksa,
Adinda harus beraktivitas sehari-hari bersama alat pintasan yang terpasang di
tubuhnya demi mempermudah proses cuci darah tiap dua kali dalam seminggu.
Adinda menjawab tiap pertanyaan Tim Assessment IZI
dengan lugas, baik mengenai kegiatannya bersama-sama teman, dan perlakuan
gurunya di sekolah kejuruan pariwisata. Ia pun tidak risih ketika menjelaskan
sering merasakan pusing, mual, gatal-gatal, pasca-hemodialisa.
Begitu ditanya mengenai harapan ke depan, suara Adinda
terbata-bata menjelaskan. Seakan, masa depan itu terhalang akibat penyakit
ginjal yang dideritanya.
Hanya satu yang pasti, ia ingin segera sembuh dan bisa
membantu ibunya yang selalu berada di sisinya tuk mendukung proses penyembuhan.
Bagi Adinda, persoalan cita-cita dapat dibangun segera setelah dinya kembali
sembuh.
“Bismillah, Adinda ingin sembuh,” tuturnya optimis.
Sahabat,
mari kita doakan Adinda cepat sembuh. Juga salurkan bantuanmu untuk membantu
pengobatan Adinda.
ZakatPedia adalah situs bayar zakat dan penggalangan dana online lainnya yang dimiliki oleh LAZNAS Inisiatif Zakat Indonesia, berfungsi memberi kemudahan pembayaran zakat dalam menyalurkan zakatnya, semudah berdonasi melalui situs crowdfunding. Platform bayar zakat dan penggalangan dana online yang mudah dan memudahkan