Hingga senin (6/8/2018) korban meninggal akibat gempa mencapai 82 orang, ratusan luka-luka, ribuan orang mengungsi ke tempat yang lebih aman, dan terdapat 13 titik lokasi pengungsian
Ratusan rumah, fasilitas umum seperti rumah sakit, masjid,
sekolah, bandara, dan kampus rusak akibat guncangan yang sangat dahsyat.
Guncangan gempa sebesar 7.0 SR ini pun dirasakan oleh masyarakat yang tinggal
di Bali.
Saat ini korban gempa Lombok yang mengungsi membutuhkan banyak kebutuhan pangan dan medis.
Sahabat zakatpedia, mari berikan bantuan terbaik untuk saudara
kita di Lombok dengan cara:
2. Klik tombol
hijau “DONASI SEKARANG”
3. Pilih Metode Pembayaran
4. Transfer ke nomor rekening yang
muncul dan bantu sebarkan melalui media sosial Anda
Terima kasih atas segala niat dan
bantuannya. Semoga Allah selalu memudahkan hidup kita. Barangsiapa memudahkan
hidup orang lain, hidupnya akan dimudahkan oleh Allah SWT.
Dari total gempa susulan yang ada, setidaknya ada 50 gempa yang terasa.
Melalui rapat koordinator yang dilakukan di Tanjung Kabupaten Lombok Utara, pada Jumat (24/8/2018), telah disepakati bahwa tahap tanggap darurat penanganan gempa Lombok berakhir Sabtu (25/8/2018).
Sumber : BNPB
______________________________
Alhamdulillah Tim IZI kini sedang melakukan aksi antara lain:
- Memindahkan posko medis ke tenda pleton, krn posko awal bangunannya sdh tdk aman lagi untuk pasien.
- Pembangunan rumah darurat untuk kaum rentan, balita, lansia dan ibu menyusui dan ibu hamil serta pasca melahirkan.
- Pembangunan sekolah darurat.
- Trauma healing instensif ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah
Kami menngajak anda terlibat langsung membantu korban Gempa Lombok dengan doa, harta dan share postingan ini.
Sampai hari Kamis (9/8/18) Tim IZI dengan Wildhan
Dewayana-Direktur Utama IZI dan Nana Sudiana Direktur Pendayagunaan IZI masih
terus bergerak di posko IZI salah satunya desa Dangiang,Lombok Utara.
Sahabat – sahabat media pun turut memantau IZI ,
seperti dengan MNC peduli bekerjasama untuk terus menginformasikan berita dan
bantuan-bantuan apa saja yang lebih di butuhkan untuk para korban khususnya di
Desa Dangiang,kecamatan kahyangan, Lombok Utara.
“malam ini (08/8/2018) kami terus merasakan lebih
dari tiga kali goncangan – goncangan kecil dan satu goncangan yang cukup terasa
besar, saat tim kami sedang membantu medis para korban di posko kami dan
beberapa tim masih menyelusuri sudut-sudut desa untuk melihat kondisi para
korban yang belum semua kumpul di posko kami” Ungkap Nana.
“Tadi sebelum gempa susulan terakhir ada kurang
lebih 60 orang yang kami obati. Dr Ilyas dan tim kecil kami masih berkeliling
menemui pasien-pasien yang lainnya” lanjut Nana.
“Dengan suguhan goncangan Lombok ini tidak
mengurangi rasa semangat kami untuk terus memanfaatkan kesempatan yang Allah
SWT berikan ini untuk terus membantu dan menolong saudara-saudara kita” Ungkap
Wildhan.
Desa terpencil yang belum masuk akan bantuan dari luar dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Desa yang dekat bibir pantai tapi masih banyak yang belum mengetahuinya, 90% jumlah dari rumah yang ada di Desa tersebut hancur rata dengan tanah. Rusak, retak, bolong, bergeser dan sebagian tertimbun longsor seperti itulah akses jalan yang Tim IZI lalui untuk menjamah Desa ini.
Alhamdulillah dengan segala kemudahanNya, Tim IZI
dapat cepat memasuki Desa Dangiang. Disambut Haru dan senang dari warga
sekitar sangat terasa, tak terkecuali korban anak – anak dan balita.
Banyak korban luka –luka maupun yang meninggal langsung di arahkan oleh
ambulance untuk di bawa ke pusat kota. Belum bisa di pastikan berapa jumlah
total yang ada.
Wildhan ditemani warga sekitar melihat – melihat
langsung kondisi setiap sudut Desa Dangiang. Ustadz. Siradjudin yang menjadi
tokoh masyarakat sekitar menceritakan dengan jelas keadaan Desa Dangiang,
terhitung setelah bencana gempa Lombok yang berkekuatan 7 SR (5/8/2018)
“kami belum ada bantuan yang masuk ke Desa ini pak,
semua akses listrik, air mati.” Ujar lirih Ustadz.Siradjudin.
Jika warga ingin wudhu atau butuh air
mereka mengambil dari sumur sebagian warga yang masih tersisa atau ke
laut walaupun dengan rasa khawatir warga mendekati bibir pantai.
Dingin, Gelap
Warga korban Desa Dangiang merasakan suasana Dingin,
gelap selama tiga hari terhitung dari bencana besar gempa Lombok
sebelumnya. Ya, karena listrik pun mati dan mereka hanya di tanah lapang dan
istirahat dibangunan jauh dari layak yang mereka bangun sendiri
dari sisa – sisa lempengan atap bangunan rumah mereka yang
hancur. Nasi akik mulai menjadi konsumsi mereka sehari – hari.
“Sahabat – Sahabat Sekalian Kejadian Ini Tentu
Saja Harus Menggerakan Kita Untuk Berbuat Sesuai Kemampuan Yang Kita Miliki
Semaksimal Mungkin, Ini Adalah Kesempatan Yang Diberikan Dari Allah SWT Untuk
Kita Berbuat Sesuatu” Ungkap Wildhan.
Tim ini
merupakan tim gabungan dari IZI, Tim medis RS Harapan Bunda Lampung dan RS Ummi
Bogor.
Diantaranya Nana Sudiana selaku Direktur Pendayagunaan IZI dan tim serta tim
medis tanggap dr.Afnizal, Rudy, dr.Ilyas Saputra, Hendra.
“Bersama Tim Kami Juga Membawa Obat-Obatan, Vitamin, Dan Alat
Kesehatan Sejumlah Kurang Lebih 500 Kg.”Ujar Nana.
Sebelumnya tim pertama (6/8/18) telah berangkat yang dipimpin
langsung oleh Direktur Utama IZI Wildhan Dewayana dan tim. Tim kedua yg
berjumlah 6 orang ini sejak kemarin sebenarnya telah bersiap menuju lombok,
namun karena harus menyiapkan obat-obatan dan perlengkapan yang diperlukan
serta barang-barang tambahan lainnya, Alhamdulillah semua baru siap menuju
lombok sampai siang tadi dan tepat pkl 18.15 WIB terbang menuju lombok.
Bersama tim kedua ini, diantara perlengkapan yang dibawa
merupakan obat-obatan, alat kesehatan plus alat sollarcell untuk listrik dan
peralatan rescue lainnya.
Beberapa posko pun sudah siap di beberapa titik yang sudah di
survey tim pertama. titik yang menjadi fokus tim pertama adalah titik yang
kondisi lebih parah serta belum banyak bantuan masuk, salah satunya di
kecamatan Kahyangan,Lombok Utara.
Tim Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) merasakan hal tersebut saat posisi tim di Kota Mataram, Lombok. Subuh Dini hari, setelah menjalankan ibadah shalat subuh di masjid Islamic Center kota Mataram Tim Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) langsung menyisiri kondisi masjid Islamic center dan sekitarnya. Masjid yang gagah dengan arsitektur nya kini beberapa sudut exterior atau bagian luarnya telah hancur , roboh. Walau begitu kegiatan ibadah di dalam bangunan masih terus di jalankan oleh masyarakat sekitarnya.
Ternyata, bukan hanya itu
yang di dapati oleh tim IZI. Di pelataran sekitar masjid banyak masyarakat yang
mengungsi dengan perlengkapan seadanya,
belum lengkap dengan tenda – tenda layak pada umumnya. Sebagian besar
masih beralaskan terpal, bahkan ada Bayi
yang hanya beralas terpal tipis. Direktur
Utama IZI, Wildhan Dewayana tak lupa langsung bercengkrama ramah
untuk menanyakan kondisi kesehatannya
bagaimana, bagaimana kondisi rumah yang ditinggalkan. Tentunya dengan
obrolan hangat dan menghibur keluarga
– keluarga yang mengungsi di pelataran
masjid Islamic Center, Mataram, Lombok.
“Nama
Bayinya Muhammad Gempa Ya Bu?” Canda Direktur Utama IZI Kepada Salah Satu Ibu
Yang Mengungsi Di Pelataran Masjid Islamic Center, Dengan Tertawa Kecil Dijawab “Namanya Muhammad Yusuf Pak”. Dan Ibu
– Ibu Yang Satu Alas Terpal Tipis Lainnya Pun Ikut Tertawa Mendengar Candaan
Hangat Wildhan.
“Sebagian masyarakat yang mengungsi memang masih merasa
khawatir karena gempa susulan yang terakhir yang mereka rasakan pada malam hari (7/8/18),yang mengkhawatirkan
banyak anak –anak bahkan bayi yang berada di pelataran masjid Islamic Center
Mataram ini. Kebutuhan makanan terutama memang sangat dibutuhkan di titik ini
yang dimana banyak warga yang rumahnya sudah rusak. Untuk itu partisipasi dan bantuan
sahabat sangat di perlukan disini”
Ungkap Wildhan Dewayana
Dari data release
berita oleh BNPB korban lebih banyak terdapat di Lombok Utara, wilayah
merupakan salah satu lokasi yang memiliki tingkat darurat yang tinggi.
Bantuan dari beberapa pihak baik pemerintah maupun lembaga non structural
dengan cepat dan tanggap segera turun membantu.
Begitupun dengan lembaga amil zakat nasional
Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dengan cepat tanggap langsung kordinasi untuk
menurunkan beberapa titik posko bantuan khususnya di titik – titik yang pusat
gempa dan status titik darurat. Bantuan yang di berikan melalui dana
Zakat, infaq, dan sedekah kepada para korban bencana alam di wilayah NTB.
“Sebagaimana Yang Telah Dijelaskan Pada Saat Seminar Internasional
IZI Bulan April Lalu Yang Membahas Mengenai Bolehnya Dana Zakat Untuk Proteksi
Korban Bencana. Terlebih NTB Merupakan Wilayah Yang Dipadati Oleh Warga Muslim,
Sehingga Hal Ini Sudah Menjadi Suatu Kewajiban Untuk Membantu Para Korban
Bencana, Keluarga Yang Ditinggalkan Serta Bantuan Logistik Lainnya.” Tutur
Wildhan Dewayana Selaku Ditektur Utama IZI Dalam Keterangan Pers Konferensi
Pada Senin Pagi (6/8) Di Kantor IZI Pusat, Jakarta Timur.
Wildhan menambahkan, pihaknya akan menugaskan tim ke
lokasi bencana demi meringankan beban korban di NTB.
“Dalam hal ini kami sengaja tanggap langsung
menurunkan tim untuk membantu meringankan korban bencana di NTB”.
ZakatPedia adalah situs bayar zakat dan penggalangan dana online lainnya yang dimiliki oleh LAZNAS Inisiatif Zakat Indonesia, berfungsi memberi kemudahan pembayaran zakat dalam menyalurkan zakatnya, semudah berdonasi melalui situs crowdfunding. Platform bayar zakat dan penggalangan dana online yang mudah dan memudahkan